Sejarah Kuta Tuha



Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah. Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah. Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah. Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah.
Asal-usul nama Kuta Tuha berasal dari “Kuta” yang artinya Benteng pertahanan dan “Tuha” yang dalam bahasa Aceh-nya berarti tua, jadi nama Kuta Tuha diambil dari kata Benteng Tua yang ada pada tempat/daerah tersebut pada masa penjajahan Belanda. Hal ini dapat dibuktikan dengan peninggalan bukti sejarah berupa 3 (tiga) buah madat ( semacam benteng pertahanan zaman belanda) untuk mempertahankan Kuta Tuha dan Kuta Batee pada umumnya dari serbuan tentara Belanda. Madat-madat tersebut antara lain : pertama, madat yang terletak di samping puskesmas Blangpidie sekarang atau disamping Wisma Safira, terletak diatas tanah Cut Meuruhom yang dibakar oleh belanda pada saat perang maka diberinama Kuta Tutong ( pertahanan yang dibakar) dan dua madat lainya yang terletak dalam wilayah Kuta Tuha sekarang sudah lama rata dengan tanah seiring dengan pertumbuhan penduduk diikuti dengan perkembangan pemukiman penduduk di Kuta Tuhan. Kecamatan Blangpidie sesuai dengan surat Keputusan Bupati Aceh Barat Daya Nomor : 414/213/2006 tanggal 1 September 2006. Untuk menjadi Gampong definitif, para tokoh masyarakat Kuta Tuha telah berusaha dan memperjuangkan semenjak tahun 1958.

Karena mengingat pada waktu itu jumlah penduduk Kuta Tuha belum memenuhi syarat untuk dijadikan sebnuah gampong, maka pada tahun 1987 seorang tokoh masyarakat Bapak RS. Asmadi S. Mhk (anggota DPRD Aceh Selatan) memprakarsai untuk merubah area paya lhok menjadi perumahan penduduk dan terminal bus Kecamatan Blangpdie dan membuka beberapa jalan baru dengan tujuan mendongkrak pertumbuhan jumlah penduduk sehingga Kuta Tuha layak menjadi sebuah gampong yang defenitif. Gampong Kuta Tuha adalah hasil pemekaran dari Gampong Meudang Ara

Menurut penelusuran sejarah pemerintahan Gampong Kuta Tuha yang bersumber dari tokoh masyarakat yang masih ada, mulai dari tahun 1945 sampai dengan Tahun 2022 sekarang Gampong Kuta Tuha telah dipimpin sebanyak 12 orang keuchik. Sistem pemerintahan Gampong Kuta Tuha berasaskan kepada pola adat/kebudayaan dan peraturan formal yang sudah bersifat umum sejak zaman dulu.

Pemerintahan gampong dipimpin oleh seorang Keuchik dan dibantu oleh perangkat adat lainnya. Tabel 1 berikut memberikan gambaran tentang masa kepemimpinan pemerintahan gampong dari sebelum kemerdekaan sampai sekarang.






Kuta Tuha

Alamat
jalan T.Budian Gampong Kuta Tuha Kecamatan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya
Phone
Telp.081360323330/Telp.081375919231
Email
[email protected]
Website
kutatuha.sigapaceh.id

Kontak Kami

Silahkan Kirim Tanggapan Anda Mengenai Website ini atau Sistem Kami Saat Ini.

Total Pengunjung

14.456